Merauke, 22 Agustus 2011, anggota marga Basik-Basik melakukan pengukuran batas tanah adat marga dengan tanah jatah warga Trasmigrasi di Kampung Muram Sari, Distrik Jagebob. Karena, mantan Kepala Kampung Muram Sari, yang juga warga trasmigrasi asal Jawa, telah melakukan pencaplokan tanah adat marga Basik-Basik dan menyewakan kepada warga trasmigrasi.
Selasa, 23 Agustus 2011
Kamis, 18 Agustus 2011
Bartol Yolmen telah “pergi”
Siang itu (14/5/2010) di tengah hiruk pikuknya kota Merauke, saya bertemu dengan Bartol Yolmen, 29 tahun, di rumahnya, Jalan Mangga Dua Kimaan, Kota Merauke. Ayah dari seorang anak bernama Felix Yolmen, 3 tahun, yang menjadi korban kekerasan aparat TNI-AD Kostrad 643/WNS Kalimantan pada tahun 2005 silam. Ia sedang sakit. Badannya kurus dan agak bongkok, tapi dengan antusias menyambut kedatangan saya.
Tanpa peduli dengan situasi sekitarnya,ia serius menceritakan kisah hidupnya. Istrinya, Jemitri Gebze, tampak duduk di samping menemaninya. “Sejak dipukul oleh prajurit TNI-AD Kostrad 643/WNS, saya sakit sampai hari ini,” ungkapnya.
***
Senin, 08 Agustus 2011
Semalam di Kota Tinutuan
Jalan Boelevard Manado jam 21.30 malam. Supermarket Multimart baru saja tutup. Para pelayan dari beberapa supermarket, di sepanjang jalan Boulevard, satu persatu mulai bergegas pulang ke rumah. Beberapa anak dengan gaya punk lalu lalang di depan Supermarket Multimart. Kalah itu, aku turun dari mikrolet wanea samrat tepat di depan Plaza Telkom Manado dan berjalan kaki menelusuri jalan samrat kemudian ke jalan boulevard.
Mery mengagetkanku
Tepat di belakang gedung Plaza Telkom Manado, aku berhenti dan duduk sebentar di halte. Selang beberapa menit, ada seorang wanita dengan paras cantik, bersetelan celana jins dan berbaju kaum tangan panjang bergaris, mengampiriku sambil menyapa, “Selamat malam!”, aku membalasnya dengan jawaban singkat, “Malam.” Wanita itu mendekatku
Kamis, 04 Agustus 2011
Di Uren, bertemu Romo Boneng
Minggu (27/6) sore di Desa Uren, pegunungan Meratus, Promotor JPIC MSC bertemu “Romo Boneng”. “Romo Boneng”, sebutan untuk Arif Rahman Hakim, seorang anak 9 tahun, yang duduk di kelas 1 SD Negeri I Uren.
Ia dipangil “Romo Boneng”, karena ia ingin menjadi Pastor Gereja Katolik. Hari itu, ia terlihat sibuk memegang bukunya. Ia sedang mempersiapkan diri untuk belajar membaca dan berhitung.
”Aku mau jadi Romo,” serunya, ketika ditanya soal cita-citanya.
“Tapi, Romo itu kan hidup sendiri dan sering pindah-pindah tempat tinggal. Boneng tidak takut?”
“Aku mau jadi Romo”, ungkapnya sambil memeluk kaki Romo Ansel Amo,[MSC dari Promotor JPIC MSC.
Langganan:
Postingan (Atom)