Sebuah renungan di selat Malaka
Malam itu di tahun lalu(1/11), pukul 20.00, di ruang pertemuan kantor LSM Suara Rakyat Malaysia (SUARAMA) di Penang-Malaysia, lima bapak paruh baya bercerita dalam bahasa Mandarin tentang sejarah pergerakan sosialis di Malaysia. Ada 10 anak muda yang mendengarkan. saya, salah satu dari 10 anak muda itu. Rungan pertemuan sangat kecil, tak cukup menampung, sehingga kami duduk berdempet-dempetan. Jing Cheng, kawan saya yang juga staff SUARAM Penang, dengan setia menerjemahkan kepada saya. Maklum, saya tak cakap berbahasa Mandarin.
"Setia perjuangan harus bersama rakyat. Tanpa keterlibatan rakyat, tidak ada perjuangan," tegas salah satu dari lima orangtua itu.