EngageMedia (www.engagemedia.org), JPIC MSC Indonesia dan Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Fransiskan Papua menggelar pelatihan video perubahan bagi para pemuda dan mahasiswa yang aktif dalam gerakan perubahan untuk Papua. Kegiatan ini berlangsung di dua kota, yakni Sentani dan Merauke.
Di Sentani, kegiatan dilaksanakan selama enam hari (11-16 Juli 2011) bertempat di Kantor SKPKC Fransiskan Papua, Sentani. Sementara di Merauke, dilaksanakan dari 18 -24 Juli 2011 bertempat di biara MSC Merauke.
Koordinator pelatihan, Br. Edy Rosariyanto OFM mengatakan bahwa tujuan digelarnya pelatihan ini adalah agar peserta mampu memahami dasar-dasar pengambilan gambar, membuat cerita video dan mengedit video. Tentu saja melalui kegiatan ini, para peserta juga dilatih untuk lebih peka terhadap realitas sosial yang terjadi dan mampu mengidentifikasinya serta mengangkatnya menjadi ide film advokasi. Selain itu, peserta juga diarahkan untuk mampu mengembangkan jaringan dengan teman-teman lain dalam rangka membangun kerja sama untuk melakukan perubahan sosial di tengah masyarakat.
Sementara itu, Edward Kurong selaku peserta yang mengikuti kegiatan ini mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak mengetahui cara mengambil gambar dan mengedit video, tetapi melalui kegiatan ini dirinya mengenal peralatan pembuatan video advokasi dan mampu menggunakannya. Ia berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan pada waktu mendatang agar peserta lebih mahir membuat video advokasi. “Pelatihan ini harus dibuat lagi supaya kami tahu dengan lebih baik lagi cara buat film-film advokasi,” tegas Edward. Hal senada diungkapkan oleh Martha Langowuyo yang mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak memahami cara menggunakan kamera dan mengedit video, tetapi melalui kegiatan ini dirinya telah mampu menggunakan kamera dan mengedit video. Ia berharap ke depan pelatihan ini dilanjutkan lagi sehingga peserta mampu menghasilkan video advokasi untuk perubahan di Papua.
Dalam pelatihan ini peserta mampu menghasilkan tiga video singkat dengan durasi masing-masing dua menit. Ketiga video yang dihasilkan dalam kegiatan ini meliputi ajakan untuk berhenti mabuk, membuang pinang pada tempatnya dan ajakan untuk menjaga lingkungan dengan cara tidak merusak hutan gunung Cyclops sebagai sumber air.
Para peserta yang mengikuti pelatihan ini berharap agar SKPKC Fransiskan Papua, JPIC MSC Indonesia dan EngageMedia memberikan lagi pelatihan ini dengan materi untuk tingkat lanjutan. Selain itu, tim pelatih dan peserta sepakat untuk di masa datang membuat video tentang kondisi hak asasi manusia Papua sehingga dapat dijadikan bahan untuk hari hak asasi manusia (10 Desember 2011).
Kegiatan ini diikuti oleh kelompok pendamping mama-mama pasar (SOLPAP). Kelompok ini sejak 2009 mendampingi advokasi mama-mama untuk pasar bersama SKPKC Fransiskan Papua. Kelompok korban kekerasan hak asasi manusia (BUK). Kelompok ini telah terlibat advokasi untuk korban pelanggaran HAM sejak 2008. Kelompok mahasiswa (DEHALING) Uncen. Kelompok ini berdiri sejak 2008 dan terlibat juga untuk kerja-kerja advokasi bidang lingkungan dan juga sosial. Jaringan perempuan. Kelompok ini memberikan perhatian pada advokasi untuk perempuan. Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa saudara muda Fransiskan Papua. (Br. Eddy)
Koordinator pelatihan, Br. Edy Rosariyanto OFM mengatakan bahwa tujuan digelarnya pelatihan ini adalah agar peserta mampu memahami dasar-dasar pengambilan gambar, membuat cerita video dan mengedit video. Tentu saja melalui kegiatan ini, para peserta juga dilatih untuk lebih peka terhadap realitas sosial yang terjadi dan mampu mengidentifikasinya serta mengangkatnya menjadi ide film advokasi. Selain itu, peserta juga diarahkan untuk mampu mengembangkan jaringan dengan teman-teman lain dalam rangka membangun kerja sama untuk melakukan perubahan sosial di tengah masyarakat.
Sementara itu, Edward Kurong selaku peserta yang mengikuti kegiatan ini mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak mengetahui cara mengambil gambar dan mengedit video, tetapi melalui kegiatan ini dirinya mengenal peralatan pembuatan video advokasi dan mampu menggunakannya. Ia berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan pada waktu mendatang agar peserta lebih mahir membuat video advokasi. “Pelatihan ini harus dibuat lagi supaya kami tahu dengan lebih baik lagi cara buat film-film advokasi,” tegas Edward. Hal senada diungkapkan oleh Martha Langowuyo yang mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak memahami cara menggunakan kamera dan mengedit video, tetapi melalui kegiatan ini dirinya telah mampu menggunakan kamera dan mengedit video. Ia berharap ke depan pelatihan ini dilanjutkan lagi sehingga peserta mampu menghasilkan video advokasi untuk perubahan di Papua.
Dalam pelatihan ini peserta mampu menghasilkan tiga video singkat dengan durasi masing-masing dua menit. Ketiga video yang dihasilkan dalam kegiatan ini meliputi ajakan untuk berhenti mabuk, membuang pinang pada tempatnya dan ajakan untuk menjaga lingkungan dengan cara tidak merusak hutan gunung Cyclops sebagai sumber air.
Para peserta yang mengikuti pelatihan ini berharap agar SKPKC Fransiskan Papua, JPIC MSC Indonesia dan EngageMedia memberikan lagi pelatihan ini dengan materi untuk tingkat lanjutan. Selain itu, tim pelatih dan peserta sepakat untuk di masa datang membuat video tentang kondisi hak asasi manusia Papua sehingga dapat dijadikan bahan untuk hari hak asasi manusia (10 Desember 2011).
Kegiatan ini diikuti oleh kelompok pendamping mama-mama pasar (SOLPAP). Kelompok ini sejak 2009 mendampingi advokasi mama-mama untuk pasar bersama SKPKC Fransiskan Papua. Kelompok korban kekerasan hak asasi manusia (BUK). Kelompok ini telah terlibat advokasi untuk korban pelanggaran HAM sejak 2008. Kelompok mahasiswa (DEHALING) Uncen. Kelompok ini berdiri sejak 2008 dan terlibat juga untuk kerja-kerja advokasi bidang lingkungan dan juga sosial. Jaringan perempuan. Kelompok ini memberikan perhatian pada advokasi untuk perempuan. Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa saudara muda Fransiskan Papua. (Br. Eddy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar